Blog

Definisi, Karakteristik, Hingga Kelebihan dan Kelemahan Gaya Kepemimpinan Paternalistik!

danain-Gaya kepemimpinan paternalistik-gambar ilustrasi seorang pemimpin

Gaya kepemimpinan paternalistik

Pernah dengar istilah gaya kepemimpinan paternalistik? Jika belum, berikut kami beberkan definisi, karakteristik, hingga kelebihan dan kelemahan gaya kepemimpinan tersebut!

Gaya kepemimpinan merupakan upaya seseorang untuk memengaruhi atau memberdayakan orang lain, baik dalam perusahaan atau organisasi. Gaya kepemimpinan juga bisa diartikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan individu guna mencapai tujuan tertentu.

Pada umumnya, setiap pemimpin perusahaan atau organisasi punya gaya kepemimpinan yang berbeda satu sama lain, tergantung sistem yang dianut, jumlah karyawan, hingga target yang ingin dicapai.

Nah, pada kesempatan ini, kami akan mengulas tentang gaya kepemimpinan paternalistik yang mungkin tidak sepopuler gaya kepemimpinan lainnya, seperti otoriter, demokratis, atau visioner. Berikut uraian lengkapnya, seperti dikutip dari berbagai sumber.

DEFINISI GAYA KEPEMIMPINAN PATERNALISTIK

Paternalistik merupakan gaya kepemimpinan yang menggabungkan integritas moral dan sikap kebapakan dengan otoritas dan disiplin yang kuat. Pemimpin yang paternalistik biasanya akan merasa bangga kalau orang-orang yang dipimpin mencapai sesuatu yang baik atau sukses dalam pekerjaan, sebab ia merasa telah ambil bagian dalam perjalanannya.

Jika disederhanakan, pemimpin yang paternalistik adalah pemimpin yang punya sifat kebapakan. Mereka akan menggerakkan bawahan layaknya seorang bapak mengarahkan anak-anaknya.

Baca juga: Macam-macam Obligasi yang Ada di Indonesia, Penasaran apa Saja?

Dalam banyak kasus, pemimpin yang paternalistik seringkali terlalu melindungi bawahan dan jarang memberi kesempatan kepada anak buahnya untuk mengambil keputusan. Ini karena mereka merasa lebih tua, sehingga menganggap dirinya lebih tau dari semua orang.

Bagi anak buah, memiliki pemimpin bergaya paternalistik mungkin memberikan rasa nyaman, sebab akan selalu diarahkan. Namun, di sisi lain, arahan yang terus menerus diberikan bisa saja membuat anak buah jadi tidak berkembang.

KARAKTERISTIK PEMIMPIN PATERNALISTIK

Pemimpin bergaya paternalistik punya sederet karakteristik yang sangat melekat, seperti:

  1. Menganggap bawahan sebagai anak asuh yang akan selalu ditumbuhkembangkan.
  2. Selalu melindungi anggotanya.
  3. Lebih sering mengambil keputusan.
  4. Merasa paling tahu segalanya.
  5. Kreativitas anggota tidak terlalu dibebaskan.
  6. Dominan dan tegas.
  7. Membangun lingkungan yang bersahabat.
  8. Berpengaruh kuat dalam organisasi.
  9. Berusaha menjalin hubungan yang baik dengan bawahan.

Baca juga: Apa itu Grace Period? Berikut Pengertian hingga Manfaat yang Perlu Diketahui!

KELEBIHAN GAYA KEPEMIMPINAN PATERNALISTIK

Kelebihan gaya kepemimpinan paternalistik adalah sebagai berikut:

  1. Meski kreativitas bawahan tidak terlalu dibebaskan, pemimpin paternalistik tetap memberi ruang bagi bawahan untuk terus tumbuh dan berkembang. Dengan begitu, bawahan akan selalu bekerja keras untuk mandiri dan terampil.
  2. Bawahan akan termotivasi, sebab perhatian yang diberikan oleh pemimpin akan membuat mereka bersemangat untuk menyelesaikan pekerjaannya.
  3. Bawahan akan mematuhi berbagai aturan yang berlaku atas dasar rasa hormat kepada pemimpin. Dampaknya, perusahaan atau organisasi akan berjalan normal dengan minim penyimpangan.
  4. Dengan besarnya perhatian yang diberikan oleh pemimpin, bawahan akan merasa diakui dan dibutuhkan keberadaannya. Hal ini akan menumbuhkan loyalitas yang tinggi kepada pemimpin dan organisasi.
  5. Pemimpin paternalistik kerap jadi penengah saat terjadi sebuah konflik. Alhasil, masalah yang terjadi dalam perusahaan atau organisasi akan cepat selesai dan tidak berlarut-larut.

Baca juga: Daftar Antrean Pajak Online itu Mudah, ini Caranya!

KELEMAHAN GAYA KEPEMIMPINAN PATERNALISTIK

Adapun kelemahan gaya kepemimpinan paternalistik, antara lain:

  1. Pemimpin cenderung kaku. Mereka menggunakan pendekatan konvensional ketika membuat aturan atau kebijakan dalam organisasi. Akibatnya, bawahan sering merasa tertekan.
  2. Pemimpin mungkin tidak objektif saat mengambil keputusan. Ini bisa memunculkan kecemburuan bahkan kebencian di lingkungan kerja.
  3. Aturan kaku yang dibuat dapat menyebabkan demotivasi bagi bawahan. Pada akhirnya, bawahan bisa tidak loyal kepada organisasi.
  4. Pemimpin menggunakan otoritas yang dimiliki untuk memaksakan kehendaknya dalam organisasi. Hal ini bisa memunculkan ketidakharmonisan di antara bawahan.
  5. Bawahan akan terlalu bergantung pada pemimpin, sebab pemimpin terlalu memanjakan mereka.

Bagaimana, sudah paham kan seperti apa gaya kepemimpinan paternalistik?

Leave a Reply